Sunday, November 23, 2014

Jalan-jalan melepas penat ke curug Gombong Batang


Curug gombong.. indahnya
Curug Gombong terletak di Kabupaten Batang tepatnya adalah di Desa Gombong Kec. Pecalungan (Dahulu Kec. Subah) sebuah Kecamatan yang baru lahir beberapa tahun lalu dari hasil persilangan dari kecamatan Bandar, Blado, Reban dan Subah. Dilihat dari jarak lokasi, curug ini sebenarnya tidak terlalu terpencil dari jalur utama pantura yang mengubungkan Batang-Semarang. Jarak curug ini sekitar 6 Km sebelah selatan Pasar Subah, curug ini relatif mudah dijangkau pengunjung. Ketinggian air terjun sekitar 15 m dengan tebing kanan kiri berupa batu yang unik seperti berlapis-lapis. Pengunjung bisa turun ke lokasi dan bahkan bisa berenang di bawah air terjun ini.
Alur sungai
Curug Gombong bukanlah curug terkenal. karena tempatnya masih sangat Asri fasilitas-fasilitas juga masih terbatas, akan tetapi warga sekitar dapat membantu dengan senang hati tentunya, jalan menuju tempat sudah sangat baik dengan aspal halus dengan track yang cukup tajam tinggi, tapi sangat asik. Untuk para jiwa Petualang yang butuh tantangan.

Dalam radius sekitar 500 meter dari curug ini banyak terdapat lempengan batu serpih yang beberapa tahun ini sering digali. Lempengan ini dipotong-potong sesuai ukuran yang ditentukan kemudian dijual oleh beberapa pengusaha untuk dijadikan pelapis tembok atau pelapis tiang bangunan sehingga bangunan itu tampak lebih megah dan berwibawa. Yang dikhawatirka jika penggalian batu ini tidak terkendali maka curug yang terbentuk dari lapisan batuan ini bisa terancam musnah. Tampaknya Curug ini perlu mendapat perlindungan dan perhatian Pemerintah Daerah.

Curug gombong ini terkadang digunakan untuk acara ritual, menenangkan diri, dan mencari inspirasi ataupun wangsit dari para dedemit. Bahkan dulu ketika merambahnya legalitas judi SDSB tempat ini sering digunakan para pialang untuk mencari wangsit dengan melakukan UKUK atau nyepi, merelakan dirinya untuk bertemu ular siluman raksasa. Ada juga yang melakukan ritual nyepi untuk mengambil azimat merah delima. Karena kabarnya di dunia mistis tempat ini menyimpan azimat merah delima.

Menurut warga objek wisata ini telah ditutup oleh pemerintah setempat karena terlalu berbahaya untuk dikunjungi. Karena konon Air terjun ini telah menelan beberapa korban jiwa beberapa waktu yang lalu.
Ditutup
Numpang parkir di parkiran pekerja proyek jembatan...
Menurut warga setempat ada sebuah lubang besar tepat di bawah air terjun tersebut. Lubang tersebut bisa menyeret apapun yang ada di sekitar air terjun. Dahulu kala mayat korban yang meninggal ditemukan ditempat itu. Itulah yang menyebebabkan air terjun ini terlalu berbahaya jika dijadikan objek wisata.

Foto-foto dokumentasi perjalanan..
Baterai terisi penuh, Petualangan segera dimulai.. Gooo..
Loket pintu masuk yang sudah tak terawat
Berjalan menyusuri ladang jagung dan tebu

Parkir motor, suasana mistis mulai terasa
















Batuan dinding yang indah

segarnya

Batuan berlapis

Curug ini di percaya oleh warga sekitar sebagai tempat yang mendatangkan jodoh apa bila telah mengunjungi nya,tepapi banyak juga warga yang menganggap itu hanyalah mitos.



Pembangunan jembatan menuju desa sebelah


Setelah melewati ekstrimnya perjalanan yang menantang, sejenak mengisi bensin sebelum pulang ke rumah

Sekian, perjalanan akhir pekanku, cerita dari curug gombong pecalungan batang.... mudah-mudahan bisa dijadikan referensi untuk destinasi di akhir pekan.... to be continued

Friday, November 7, 2014

Ziarah Rogoselo Doro Pekalongan

Rogoselo, akhirnya saya bisa berkunjung ke tempat ini, setelah jum'atan 7 Nopember 2014.
Desa Rogoselo, sebuah desa yang terletak kurang lebih 14 km dari ibu kota Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan, Desa Rogoselo di ambil dari nama " Rogo" yang artinya badan, sedangkan " Selo" yang berarti batu. 
Keberadaan patung Baron Sceber, telah melahirkan cerita rakyat yang kental dengan hal-hal irrasional. Misalnya cerita tentang pertarungan antara Baron Sceber dengan Ki Ageng Atas Angin atau Ki Ageng Penatas Angin, biasa juga disebut Ki Penatas Angin. 
Baron Sekeber adalah seorang yang sakti dari Eropa. Ia ingin menjajal kesaktiannya di Pulau Jawa, dan tidak pernah terkalahkan dalam pertarungan melawan siapapun sampai ia bertarung dengan Ki Ageng Atas Angin.
Baron van Sceber, begitu nama lengkapnya, adalah seorang prajurit dari Spanyol.  Baron Sceber merasa iri kepada kakaknya yang menjadi raja, sementara dari tahun ke tahun ia hanya menjadi prajurit biasa. Karena ambisinya menjadi raja, imemutuskan mengembara mencari daerah baru, menaklukkan rajanya, kemudian menjadi penguasa di daerah baru tersebut.
Dalam pengembaraannya, untuk memenuhi ambisinya, Baron Sceber mengabdi pada Belanda yang memiliki daerah jajahan sangat luas di nusantara.
Pengabdiannya pada Belanda membawanya ke tanah Jawa. Ambisinya menjadi raja yang meledak-ledak, membawanya ke depan Pendopo Agung kerajaan Mataram
Di depan Pendopo Agung, Baron Sceber menantang Panembahan Senapati dengan taruhan yang menang akan menjadi penguasa di Jawa. Dalam pertarungan sengit, Baron Sceber kalah dan melarikan diri ke Pati.
Di Pati, Baron berulah kembali dan menantang Adipati Jaya Kusuma. Pertarungan tidak dapat dielakkan. Kembali Baron kalah, lantas melarikan diri ke Pekalongan disusul oleh istrinya yang datang sambil menggendong bayi.
Sampai di tepi sungai Nggoromanik, di Pekalongan, Baron bertemu dengan Ki Ageng Atas Angin. Ambisi Baron menjadi penguasa tak pernah padam, karena itu terhadap Ki Ageng Atas Angin pun dia melayangkan tantangan.
Tantangan pertama berupa pertarungan udara. Dalam pertarungan udara ini Baron menggunakan pesawat yang cukup canggih di masa itu. Baron merasa unggul berada di udara, karena dia pikir Ki Ageng Atas Angin tak mungkin bisa mengimbanginya.
Tetapi yang terjadi sungguh di luar dugaan, karena tiba-tiba saja tubuh Ki Ageng Atas Angin melesat ke udara, dan pertarungan di atas udara pun tak terelakkan.
Dalam pertarungan udara yang berlangsung seru, Ki Penatas Angin berhasil memaksa Baron Sceber turun ke darat. Belum puas atas kekalahannya dalam pertarungan udara, Baron melanjutkan dengan pertarungan darat. Dalam pertarungan darat pun Baron menelan kekalahan. Akhirnya sebagai pertarungan pungkasan atau terakhir, diputuskan untuk diadakan adu kesaktian dengan cara menyelam di dasar sungai. Pertarungan jenis ini pun dimenangi oleh Ki Ageng Penatas Angin.
Baron Sceber benar-benar orang yang keras kepala, ia tetap tidak mau menyerah dan merencanakan jenis pertarungan baru. Tapi sebelum ia melaksanakan niatnya, Ki Ageng Penatas Angin sudah hilang kesabaran dan mengutuknya menjadi batu. Istrinya yang terkejut melihat perubahan tubuh suaminya menjadi batu, ia menjerit histeris seraya berlari memeluk tubuh suaminya. Karena perbuatannya itu, akhirnya ia juga ikut menjadi batu.Sampai sekarang ada dua patung (arca) batu di situ. Satu patung diyakini sebagai patung Baron Van Sceber, patung satunya lagi diyakini sebagai patung Nyi Baron Sceber...


Gapura menuju makam Wali agung Rogoselo
Mungkin nama tersebut diambil karena keberadaan sebuah situs (areal temuan benda purbakala) Di tengah area perkebunan karet, di desa Rogoselo, yang dikenal oleh masyarakat sebagai patung Baron Sceber.
pintu masuk makam ki ageng rogoselo

Makam ki ageng rogoselo


masjid rogoselo
Arah ke makam
sebelum ke arah makam
























goa batu tersembunyi dibawah pohon besar
Mushola


makam ki gede penatas angin
habis ziarah, makan dulu, sebelum pulang ke rumah

next trip, coming soon...Karena waktu yang sudah mulai sore dan gelap, hasrat untuk melihat arca dan situs baron sekeber harus ditahan dulu.. 

Friday, July 25, 2014

Blusukan ke Selatan Kabupaten Batang




Berbekal rasa penasaran dari peta wisata kabupaten batang tentang keberadaan telaga dringo, nama yang sangat asing, maka gejolak untuk berpetualangpun tak terelakkan, dan kesempatan itu ada ketika liburan sekolah Tahun ini.. Tak berpikir panjang saya memutuskan untuk mencoba jalur paling selatan kabupaten batang yang belum pernah sama sekali kulalui..
peta potensi wisata ini, yang bikin penasaran menjelajahi kabupaten batang


Tikungan tajam menanjak, kondisi aspal yang halus, sedikit membuat adrenalin terpacu,.
segarnya hutan pinus, sedikit merefresh pikiran yang tiap hari bergelut dengan pekerjaan
Memasuki perkebunan teh, jalan hancur lebur..
Mengecek kondisi ban, sebelum melanjutkan perjalanan berat dan menantang..
Jembatan Sibiting, sebelum perkebunan teh Ngliyer
Jika kebanyakan jembatan dibawahnya terdapat aliran sungai yang memotong.. Hal ini tidak berlaku di jembatan " sibiting " yang terletak di Desa Kembanglangit, Kec. Blado Batang. Karena Jembatan ini di apit oleh 2 buah sungai, yakni sungai genting dan sungai kitiran.
Setelah melewati jembatan ini akan ada suguhan pemandangan kebun teh Ngliyer, sisi lain dari perkebunan PT. Pagilaran Barat.
Narsis sebentar, di Perkebunan Teh ngliyer PT. Pagilaran


Kembali dihadapkan dengan track yang rusak
Jalan berupa batu yang ditata siap menguji ban..
Jalan cor beton, hanya beberapa meter saja..
Memasuki hutan (Alas Kluwung), aspal mengelupas...Hanya mobil doplak yang berani melewati jalur ini
Berhenti sejenak melepas lelah,  di Desa Sikesut, desa kecil selatan Alas Kluwung.. verry atis..,
Sampai juga di desa Gerlang, di kaki gunung kemulan, gunung yang selalu kemulan.. awan



Berhenti, dan bertanya kepada warga..
Trek perkampungan terakhir sebelum menuju telaga
sekitar 500 meter lagi, kembali memasuki hutan hujan yang sunyi sepi, medan berbatu, dan licin
Telaga mulai kelihatan, tertutupi kabut yang mulai turun
Akhirnya, sampai juga... lelah bercampur bahagia
Ranukumbolo nya batang......
Setelah lelah berpetualang dan berhujan-hujanan, saatnya mengisi bahan bakar, sebelum pulang ke pekalongan
Rasa penasaran jalur selatan batang dan telaga dringo telah terbayarkan, mengingat perjalanan dan medan yang sulit, rasanya enggan untuk kembali kesana... Berharap kepada pemerintah kabupaten batang untuk segera memperbaiki kondisi jalan yang merupakan jalur lintas menuju ke objek wisata Dataran Tinggi Dieng.

Diharapkan dengan pengaspalan jalan di Desa Gerlang itu dapat memperlancar menuju ke Kawah Condridimuko, Kawah Sileri, Kawah Sinila, Sumur Jalatunda, Telaga Warna, Telaga Pengilon, dan kompleks percandian Hindu di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo.
Sehingga untuk menuju ke kawasan Dieng tidak lagi, harus memutar lewat Kajen - Peninggaran - Kalibening - Batur kemudian baru bergerak ke timur...

Tunggu perjalanan selanjutnya.....