Friday, July 25, 2014

Blusukan ke Selatan Kabupaten Batang




Berbekal rasa penasaran dari peta wisata kabupaten batang tentang keberadaan telaga dringo, nama yang sangat asing, maka gejolak untuk berpetualangpun tak terelakkan, dan kesempatan itu ada ketika liburan sekolah Tahun ini.. Tak berpikir panjang saya memutuskan untuk mencoba jalur paling selatan kabupaten batang yang belum pernah sama sekali kulalui..
peta potensi wisata ini, yang bikin penasaran menjelajahi kabupaten batang


Tikungan tajam menanjak, kondisi aspal yang halus, sedikit membuat adrenalin terpacu,.
segarnya hutan pinus, sedikit merefresh pikiran yang tiap hari bergelut dengan pekerjaan
Memasuki perkebunan teh, jalan hancur lebur..
Mengecek kondisi ban, sebelum melanjutkan perjalanan berat dan menantang..
Jembatan Sibiting, sebelum perkebunan teh Ngliyer
Jika kebanyakan jembatan dibawahnya terdapat aliran sungai yang memotong.. Hal ini tidak berlaku di jembatan " sibiting " yang terletak di Desa Kembanglangit, Kec. Blado Batang. Karena Jembatan ini di apit oleh 2 buah sungai, yakni sungai genting dan sungai kitiran.
Setelah melewati jembatan ini akan ada suguhan pemandangan kebun teh Ngliyer, sisi lain dari perkebunan PT. Pagilaran Barat.
Narsis sebentar, di Perkebunan Teh ngliyer PT. Pagilaran


Kembali dihadapkan dengan track yang rusak
Jalan berupa batu yang ditata siap menguji ban..
Jalan cor beton, hanya beberapa meter saja..
Memasuki hutan (Alas Kluwung), aspal mengelupas...Hanya mobil doplak yang berani melewati jalur ini
Berhenti sejenak melepas lelah,  di Desa Sikesut, desa kecil selatan Alas Kluwung.. verry atis..,
Sampai juga di desa Gerlang, di kaki gunung kemulan, gunung yang selalu kemulan.. awan



Berhenti, dan bertanya kepada warga..
Trek perkampungan terakhir sebelum menuju telaga
sekitar 500 meter lagi, kembali memasuki hutan hujan yang sunyi sepi, medan berbatu, dan licin
Telaga mulai kelihatan, tertutupi kabut yang mulai turun
Akhirnya, sampai juga... lelah bercampur bahagia
Ranukumbolo nya batang......
Setelah lelah berpetualang dan berhujan-hujanan, saatnya mengisi bahan bakar, sebelum pulang ke pekalongan
Rasa penasaran jalur selatan batang dan telaga dringo telah terbayarkan, mengingat perjalanan dan medan yang sulit, rasanya enggan untuk kembali kesana... Berharap kepada pemerintah kabupaten batang untuk segera memperbaiki kondisi jalan yang merupakan jalur lintas menuju ke objek wisata Dataran Tinggi Dieng.

Diharapkan dengan pengaspalan jalan di Desa Gerlang itu dapat memperlancar menuju ke Kawah Condridimuko, Kawah Sileri, Kawah Sinila, Sumur Jalatunda, Telaga Warna, Telaga Pengilon, dan kompleks percandian Hindu di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo.
Sehingga untuk menuju ke kawasan Dieng tidak lagi, harus memutar lewat Kajen - Peninggaran - Kalibening - Batur kemudian baru bergerak ke timur...

Tunggu perjalanan selanjutnya.....

Jalan-jalan menikmati keindahan Desa Lolong Karanganyar Pekalongan dan sekitarnya



Untuk menuju Desa Lolong, dapat ditempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari Kota Pekalongan. Desa Lolong berada di tenggara Kecamatan Kajen, ibu kota Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Desa ini berjarak sekitar 9 kilometer dari Kecamatan Kajen atau sekitar 34 kilometer dari jalur pantura Kota Pekalongan. Dari arah Jakarta, rute bisa melalui jalur pantura Wiradesa-Kajen, Karanganyar lalu tiba di Desa Lolong. Sedangkan dari arah Semarang, bisa menempuh rute Kota Pekalongan-Buaran-Kedungwuni-Wonopringgo-Karanganyar hingga ke Desa Lolong.. di pertigaan karangnayar ditandai dengan tugu durian dan gapura wisata kabalong, terus ke selatan sekitar  6 km dari kota Kecamatan Karanganyar. Sepanjang perjalanan Kita akan disuguhi  pemandangan sungai jernih yang deras, dan hamparan kebun durian yang berbatasan dengan hutan Perhutani dengan Jalanan yang berkelok-kelok, menurun dan menanjak, serta jika beruntung dapat menjumpai beberapa kera yang tiba-tiba melompat di pinggir jalan, memberi keunikan tersendiri pada setiap perjalanan menuju kawasan tersebut.

Jembatan lolong yang eksotis

Memasuki desa lolong, terdapat jembatan lolong yang membelah Sungai Sengkarang . Sungai Lolong (Sengkarang) terbentang di antara 3 kecamatan yakni Lebakbarang, Karanganyar dan Doro. Bagi penyuka arung jeram, sungai Sengkarang menjadi ajang uji keberanian, arusnya cukup deras sehingga bisa digunakan untuk arung jeram.

Salah satu bait-bait lagu Ebid G Ade yang diabadikan di batu, jembatan lolong

Awalnya, belum banyak yang menyadari bahwa keindahan alam tersebut merupakan kekayaan. Namun sejak sekitar setahun terakhir, para pemuda Desa Lolong dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Pekalongan, memanfaatkan kekayaan dan keindahan alam Desa Lolong sebagai sebuah desa wisata. Para pemuda menyajikan wisata petualangan alam yang dikemas dalam Lolong Adventure.

Peralatan rafting untuk yang ingin menguji adrenalin

Sekretaris Lolong Adventure, Khoerul Basar, pertengahan Oktober lalu menuturkan, awalnya masyarakat mengelola alam di Desa Lolong secara biasa. Mereka hidup dan menyatu dengan keasrian desa itu, dari hari ke hari. Sungai Sengkarang juga sering menjadi tempat bermain dan berenang bagi masyarakat setempat.

Pada sekitar tahun 2010, masyarakat mendapatkan bantuan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pariwisata. Masyarakat, termasuk para pemuda kemudian sepakat memanfaatkan bantuan tersebut untuk membeli perahu arung jeram serta kelengkapan alat-alat arung jeram.

Mereka pun belajar mengembangkan wisata arung jeram. Sebanyak 25 pemuda Desa Lolong terus belajar menyelenggarakan wisata petualangan alam tersebut, hingga sejak setahun lalu mereka mulai mengembangkannya secara profesional.

Hingga kini, terdapat enam perahu, bantuan PNPM Pariwisata. Selain alat-alat wisata petualangan air, mereka juga mendapatkan bantuan alat-alat outbound. Mereka juga mendapatkan bantuan bangunan posko dari pemda setempat.

Kini, warga pun menjadikan rumah mereka sebagai home stay, dengan harga sewa sekitar Rp 250.000 per malam. Lolong juga menjadi salah satu daerah tujuan untuk lokasi perkemahan dan pelatihan alam, yang diselenggarakan sejumlah lembaga dan perusahaan.

Keberadaan wisata petualangan di Desa Lolong menambah pendapatan masyarakat. Menurut Koordinator Darat Lolong Adventure, Maman Firmansyah, dalam kondisi ramai, jumlah pengunjung bisa mencapai 50 orang per hari. Sementara dalam kondisi sepi, jumlah pengunjung sekitar 200 orang hingga 300 orang per bulan. Kondisi ramai biasanya berlangsung pada musim hujan, saat debit air sungai meningkat.


Konon Sungai lolong dikabarkan merupakan lokasi arung jeram yang terpanjang di Indonesia

Salah satu view dari base camp

 
Setelah lelah beruji adrenalin, disediakan tempat untuk memesan es teh atau makanan.. sayangnya penulis masih puasa

Profesi warga Desa Lolong yang sebagian besar menjadi petani durian, juga sangat mendukung pengembangan wisata alam di desa itu. Saat musim panen durian, sekitar Desember hingga Maret, sepanjang jalan menuju desa tersebut penuh dengan pedagang durian.

Selain memberikan nilai tambah bagi penghasilan warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani durian, pengembangan desa wisata menjadi sebuah upaya kampanye dan sosialisasi mengenai pentingnya pelestarian hutan.

Maka, Selain bisa berarung jeram, anda bisa menikmati buah durian yang banyak tersedia di sepanjang jalan desa Lolong. Silahkan anda tawar harga durian pada penjualnya. Biasanya di desa Lolong diadakan Festival Durian bertempat di lapangan desa Lolong tiap tahun sekali.
Festival ini sangat ditunggu oleh para pecinta buah Durian , mengapa tidak karena momen pada saat makan durian bersama sepuas-puasnya dengan tarif yang cukup murah 30.000 makan sepuasnya (Ken-Duri Durian). Dan agenda lain yang tak kalah menarik adalah acara Selamatan Petik Durian dan Kontes Durian Unggul.

Selain sungai lolong, Di karanganyar juga banyak terdapat curug-curug kecil yang bertebaran di sepanjang perjalanan menuju ke perbatasan lebak barang

Salah satu air terjun kecil
Sayangnya debit air kurang

 
Kondisi sepanjang jalan menuju lebakbarang mulai rusak



 
Jembatan diperbatasan dua kecamatan
Puas menikmati wisata lolong, sekalian dalam satu postingan, Masih di kawasan karanganyar, sebelum perjalanan pulang ada obyek wisata sejarah yang cukup menarik juga yaitu Bendungan Padurekso,


Terletak di Desa Karanggondang, Karanganyar yang merupakan desa di Pekalongan yang cukup dikenal dengan kawassan wisata air dan kuliner. Bendungan yang berdiri kokoh di desa ini berusia cukup tua. Bangunan pintu air ini merupakan peninggalan jaman Belanda, sekitar Tahun 1915.
Berada di aliran Sungai Sengkarang dengan dikelilingi pemandangan yang indah. Pegunungan, hutan, kebun mengelilingi lokasi bendungan ini. Hal ini menarik masyarakat untuk sekedar melihat-lihat ataupun memancing di sekitar bendungan ini.

Salah satu sudut pandang di bendungan padurekso
sungai singkarang yang dibendung



Digunakan warga sekitar untuk memancing