Untuk menuju Desa
Lolong, dapat ditempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari Kota Pekalongan. Desa Lolong
berada di tenggara Kecamatan Kajen, ibu kota Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Desa ini berjarak sekitar 9 kilometer dari Kecamatan Kajen atau sekitar 34
kilometer dari jalur pantura Kota Pekalongan. Dari arah Jakarta, rute bisa melalui jalur pantura
Wiradesa-Kajen, Karanganyar lalu tiba di Desa Lolong. Sedangkan dari arah
Semarang, bisa menempuh rute Kota
Pekalongan-Buaran-Kedungwuni-Wonopringgo-Karanganyar hingga ke Desa Lolong.. di
pertigaan karangnayar ditandai dengan tugu durian dan gapura wisata kabalong, terus
ke selatan sekitar 6 km dari kota
Kecamatan Karanganyar. Sepanjang perjalanan Kita akan disuguhi pemandangan sungai jernih yang deras, dan hamparan kebun durian yang
berbatasan dengan hutan Perhutani dengan Jalanan yang berkelok-kelok, menurun
dan menanjak, serta jika beruntung dapat menjumpai beberapa kera yang tiba-tiba
melompat di pinggir jalan, memberi keunikan tersendiri pada setiap perjalanan
menuju kawasan tersebut.
 |
Jembatan lolong yang eksotis |
Memasuki desa lolong, terdapat jembatan lolong
yang membelah Sungai Sengkarang . Sungai Lolong (Sengkarang) terbentang di
antara 3 kecamatan yakni Lebakbarang, Karanganyar dan Doro. Bagi penyuka arung
jeram, sungai Sengkarang menjadi ajang uji keberanian, arusnya cukup deras
sehingga bisa digunakan untuk arung jeram.
 |
Salah satu bait-bait
lagu Ebid G Ade yang diabadikan di batu, jembatan lolong |
Awalnya, belum
banyak yang menyadari bahwa keindahan alam tersebut merupakan kekayaan. Namun
sejak sekitar setahun terakhir, para pemuda Desa Lolong dengan dukungan
Pemerintah Kabupaten Pekalongan, memanfaatkan kekayaan dan keindahan alam Desa
Lolong sebagai sebuah desa wisata. Para pemuda menyajikan wisata petualangan
alam yang dikemas dalam Lolong Adventure.
 |
Peralatan rafting untuk yang ingin menguji adrenalin |
Sekretaris
Lolong Adventure, Khoerul Basar, pertengahan Oktober lalu menuturkan, awalnya
masyarakat mengelola alam di Desa Lolong secara biasa. Mereka hidup dan menyatu
dengan keasrian desa itu, dari hari ke hari. Sungai Sengkarang juga
sering menjadi tempat bermain dan berenang bagi masyarakat setempat.
Pada sekitar tahun 2010, masyarakat mendapatkan
bantuan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pariwisata.
Masyarakat, termasuk para pemuda kemudian sepakat memanfaatkan bantuan tersebut
untuk membeli perahu arung jeram serta kelengkapan alat-alat arung jeram.
Mereka pun belajar mengembangkan wisata arung
jeram. Sebanyak 25 pemuda Desa Lolong terus belajar menyelenggarakan wisata
petualangan alam tersebut, hingga sejak setahun lalu mereka mulai
mengembangkannya secara profesional.
Hingga kini, terdapat enam perahu, bantuan PNPM
Pariwisata. Selain alat-alat wisata petualangan air, mereka juga mendapatkan
bantuan alat-alat outbound. Mereka juga mendapatkan bantuan bangunan posko dari
pemda setempat.
Kini, warga pun menjadikan rumah mereka sebagai
home stay, dengan harga sewa sekitar Rp 250.000 per malam. Lolong juga menjadi
salah satu daerah tujuan untuk lokasi perkemahan dan pelatihan alam, yang
diselenggarakan sejumlah lembaga dan perusahaan.
Keberadaan wisata petualangan di Desa Lolong
menambah pendapatan masyarakat. Menurut Koordinator Darat Lolong Adventure,
Maman Firmansyah, dalam kondisi ramai, jumlah pengunjung bisa mencapai 50 orang
per hari. Sementara dalam kondisi sepi, jumlah pengunjung sekitar 200 orang
hingga 300 orang per bulan. Kondisi ramai biasanya berlangsung pada musim
hujan, saat debit air sungai meningkat.
 |
Konon Sungai lolong dikabarkan merupakan lokasi
arung jeram yang terpanjang di Indonesia |
 |
Salah satu view dari base camp |
 |
Setelah lelah beruji adrenalin, disediakan tempat untuk memesan es teh atau makanan.. sayangnya penulis masih puasa |
Profesi warga Desa Lolong yang sebagian besar
menjadi petani durian, juga sangat mendukung pengembangan wisata alam di desa
itu. Saat musim panen durian, sekitar
Desember hingga Maret, sepanjang jalan menuju desa tersebut penuh dengan
pedagang durian.
Selain memberikan nilai tambah bagi penghasilan
warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani durian, pengembangan desa
wisata menjadi sebuah upaya kampanye dan sosialisasi mengenai pentingnya
pelestarian hutan.
Maka,
Selain bisa berarung jeram, anda bisa menikmati
buah durian yang banyak tersedia di sepanjang jalan desa Lolong. Silahkan anda
tawar harga durian pada penjualnya. Biasanya di desa Lolong diadakan
Festival Durian bertempat di
lapangan desa Lolong tiap tahun sekali.
Festival ini sangat
ditunggu oleh para pecinta buah Durian , mengapa tidak karena momen pada saat
makan durian bersama sepuas-puasnya dengan tarif yang cukup murah 30.000 makan
sepuasnya (Ken-Duri Durian). Dan
agenda lain yang tak kalah menarik adalah acara Selamatan Petik Durian dan
Kontes Durian Unggul.
Selain sungai lolong, Di karanganyar juga banyak terdapat curug-curug
kecil yang bertebaran di sepanjang perjalanan menuju ke perbatasan lebak barang
 |
Salah satu air terjun kecil |
 |
Sayangnya debit air
kurang |
 |
Kondisi sepanjang jalan menuju lebakbarang mulai
rusak |
 |
Jembatan diperbatasan dua kecamatan |
Puas menikmati wisata lolong, sekalian dalam satu postingan, Masih di kawasan karanganyar, sebelum perjalanan pulang ada obyek wisata sejarah yang cukup menarik juga yaitu Bendungan Padurekso,
Terletak di Desa Karanggondang, Karanganyar yang merupakan desa di
Pekalongan yang cukup dikenal dengan kawassan wisata air dan kuliner.
Bendungan yang berdiri kokoh di desa ini berusia cukup tua.
Bangunan pintu air ini merupakan peninggalan jaman Belanda, sekitar Tahun 1915.
Berada di aliran Sungai Sengkarang dengan dikelilingi pemandangan
yang indah. Pegunungan, hutan, kebun mengelilingi lokasi bendungan ini.
Hal ini menarik masyarakat untuk sekedar melihat-lihat ataupun memancing
di sekitar bendungan ini.
 |
Salah satu sudut pandang di bendungan padurekso |
 |
sungai singkarang yang dibendung |
 |
Digunakan warga sekitar untuk memancing |