Friday, July 25, 2014

Jalan-jalan menikmati keindahan Desa Lolong Karanganyar Pekalongan dan sekitarnya



Untuk menuju Desa Lolong, dapat ditempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari Kota Pekalongan. Desa Lolong berada di tenggara Kecamatan Kajen, ibu kota Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Desa ini berjarak sekitar 9 kilometer dari Kecamatan Kajen atau sekitar 34 kilometer dari jalur pantura Kota Pekalongan. Dari arah Jakarta, rute bisa melalui jalur pantura Wiradesa-Kajen, Karanganyar lalu tiba di Desa Lolong. Sedangkan dari arah Semarang, bisa menempuh rute Kota Pekalongan-Buaran-Kedungwuni-Wonopringgo-Karanganyar hingga ke Desa Lolong.. di pertigaan karangnayar ditandai dengan tugu durian dan gapura wisata kabalong, terus ke selatan sekitar  6 km dari kota Kecamatan Karanganyar. Sepanjang perjalanan Kita akan disuguhi  pemandangan sungai jernih yang deras, dan hamparan kebun durian yang berbatasan dengan hutan Perhutani dengan Jalanan yang berkelok-kelok, menurun dan menanjak, serta jika beruntung dapat menjumpai beberapa kera yang tiba-tiba melompat di pinggir jalan, memberi keunikan tersendiri pada setiap perjalanan menuju kawasan tersebut.

Jembatan lolong yang eksotis

Memasuki desa lolong, terdapat jembatan lolong yang membelah Sungai Sengkarang . Sungai Lolong (Sengkarang) terbentang di antara 3 kecamatan yakni Lebakbarang, Karanganyar dan Doro. Bagi penyuka arung jeram, sungai Sengkarang menjadi ajang uji keberanian, arusnya cukup deras sehingga bisa digunakan untuk arung jeram.

Salah satu bait-bait lagu Ebid G Ade yang diabadikan di batu, jembatan lolong

Awalnya, belum banyak yang menyadari bahwa keindahan alam tersebut merupakan kekayaan. Namun sejak sekitar setahun terakhir, para pemuda Desa Lolong dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Pekalongan, memanfaatkan kekayaan dan keindahan alam Desa Lolong sebagai sebuah desa wisata. Para pemuda menyajikan wisata petualangan alam yang dikemas dalam Lolong Adventure.

Peralatan rafting untuk yang ingin menguji adrenalin

Sekretaris Lolong Adventure, Khoerul Basar, pertengahan Oktober lalu menuturkan, awalnya masyarakat mengelola alam di Desa Lolong secara biasa. Mereka hidup dan menyatu dengan keasrian desa itu, dari hari ke hari. Sungai Sengkarang juga sering menjadi tempat bermain dan berenang bagi masyarakat setempat.

Pada sekitar tahun 2010, masyarakat mendapatkan bantuan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pariwisata. Masyarakat, termasuk para pemuda kemudian sepakat memanfaatkan bantuan tersebut untuk membeli perahu arung jeram serta kelengkapan alat-alat arung jeram.

Mereka pun belajar mengembangkan wisata arung jeram. Sebanyak 25 pemuda Desa Lolong terus belajar menyelenggarakan wisata petualangan alam tersebut, hingga sejak setahun lalu mereka mulai mengembangkannya secara profesional.

Hingga kini, terdapat enam perahu, bantuan PNPM Pariwisata. Selain alat-alat wisata petualangan air, mereka juga mendapatkan bantuan alat-alat outbound. Mereka juga mendapatkan bantuan bangunan posko dari pemda setempat.

Kini, warga pun menjadikan rumah mereka sebagai home stay, dengan harga sewa sekitar Rp 250.000 per malam. Lolong juga menjadi salah satu daerah tujuan untuk lokasi perkemahan dan pelatihan alam, yang diselenggarakan sejumlah lembaga dan perusahaan.

Keberadaan wisata petualangan di Desa Lolong menambah pendapatan masyarakat. Menurut Koordinator Darat Lolong Adventure, Maman Firmansyah, dalam kondisi ramai, jumlah pengunjung bisa mencapai 50 orang per hari. Sementara dalam kondisi sepi, jumlah pengunjung sekitar 200 orang hingga 300 orang per bulan. Kondisi ramai biasanya berlangsung pada musim hujan, saat debit air sungai meningkat.


Konon Sungai lolong dikabarkan merupakan lokasi arung jeram yang terpanjang di Indonesia

Salah satu view dari base camp

 
Setelah lelah beruji adrenalin, disediakan tempat untuk memesan es teh atau makanan.. sayangnya penulis masih puasa

Profesi warga Desa Lolong yang sebagian besar menjadi petani durian, juga sangat mendukung pengembangan wisata alam di desa itu. Saat musim panen durian, sekitar Desember hingga Maret, sepanjang jalan menuju desa tersebut penuh dengan pedagang durian.

Selain memberikan nilai tambah bagi penghasilan warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani durian, pengembangan desa wisata menjadi sebuah upaya kampanye dan sosialisasi mengenai pentingnya pelestarian hutan.

Maka, Selain bisa berarung jeram, anda bisa menikmati buah durian yang banyak tersedia di sepanjang jalan desa Lolong. Silahkan anda tawar harga durian pada penjualnya. Biasanya di desa Lolong diadakan Festival Durian bertempat di lapangan desa Lolong tiap tahun sekali.
Festival ini sangat ditunggu oleh para pecinta buah Durian , mengapa tidak karena momen pada saat makan durian bersama sepuas-puasnya dengan tarif yang cukup murah 30.000 makan sepuasnya (Ken-Duri Durian). Dan agenda lain yang tak kalah menarik adalah acara Selamatan Petik Durian dan Kontes Durian Unggul.

Selain sungai lolong, Di karanganyar juga banyak terdapat curug-curug kecil yang bertebaran di sepanjang perjalanan menuju ke perbatasan lebak barang

Salah satu air terjun kecil
Sayangnya debit air kurang

 
Kondisi sepanjang jalan menuju lebakbarang mulai rusak



 
Jembatan diperbatasan dua kecamatan
Puas menikmati wisata lolong, sekalian dalam satu postingan, Masih di kawasan karanganyar, sebelum perjalanan pulang ada obyek wisata sejarah yang cukup menarik juga yaitu Bendungan Padurekso,


Terletak di Desa Karanggondang, Karanganyar yang merupakan desa di Pekalongan yang cukup dikenal dengan kawassan wisata air dan kuliner. Bendungan yang berdiri kokoh di desa ini berusia cukup tua. Bangunan pintu air ini merupakan peninggalan jaman Belanda, sekitar Tahun 1915.
Berada di aliran Sungai Sengkarang dengan dikelilingi pemandangan yang indah. Pegunungan, hutan, kebun mengelilingi lokasi bendungan ini. Hal ini menarik masyarakat untuk sekedar melihat-lihat ataupun memancing di sekitar bendungan ini.

Salah satu sudut pandang di bendungan padurekso
sungai singkarang yang dibendung



Digunakan warga sekitar untuk memancing

Saturday, December 29, 2012

Sego Megono

Pekalongan, yang merupakan salah satu tempat yang terkenal di Propinsi Jawa Tengah,  tidak hanya menyimpan budaya yang tinggi dengan batiknya, maka tidaklah mengherankan bila Pekalongan disebut Kota Batik. Namun budaya kuliner desa senantiasa hadir ditengah tengah modernisasi makanan, baik yang instan maupun junk food. Salah satu kuliner yang terkenal dan nikmat dari Pekalongan adalah Sego Megono (sego : nasi). Megono adalah makanan andalan kota ini. Layaknya Gudeg di Jogja, Megono diolah dari nangka muda  yang dipotong-potong kecil kemudian diberi parutan kelapa, kecombrang dan sereh kemudian disajikan dengan nasi yang membuatnya berjuluk Sego Megono. Cocok dimakan kapan saja dan dapat dipadukan dengan hampir semua jenis lauk pauk. Sebagai makanan ‘kebangsaan’ Kota Pekalongan, Anda dapat menemukannya dimana saja baik di warung emperan ataupun rumah makan. Yang paling terkenal adalah Pak Bon yang berada di Jl. H.A. Salim atau lapangan sorogenen, Mbak Ibah dan Zarkasy.
Warung mbak ibah ramai di saat malam tiba.

Bila anda melewati Pekalongan, tak puas rasanya bila tidak mencicipi masakan yang satu ini. Racikan nasi megono dari Pekalongan ini benar-benar bisa membawa kita pada suasana khas kota pekalongan. 

Menu lainnya yang lazim menjadi teman makan nasi megono adalah aneka sedepan khas Pekalongan seperti semur daging otot sapi, acar bandeng, opor ayam, lembarang (kuah lodeh) tahu, dan sebagainya.
Nasi megono bisa disantap segala cuaca, pagi-siang-malam. Di pagi hari banyak penjual nasi megono bungkus di pinggir jalan. Di malam hari, banyak penjual nasi megono lesehan dengan lauk-pauk yang lebih lengkap.
Tak kalah seru, Petualang juga bisa menikmati sayur megono dari berbagai macam bahan dasar sayur. Walaupun sebenarnya, megono dibuat dari nangka muda yang khas. Namun banyak masyarakat Pekalongan yang membuat sayur megono dari berbagai macam sayur namun dengan bumbu yang sama enak dan nikmat. Beberapa sayur seperti rebung bambu, kacang panjang, labu, pepaya muda, atau tempe. Tergantung kesukaan setiap orang....

Sebagai warga pekalongan, tak lengkap rasanya jika sarapan tanpa ditemani makanan khas ini. Bahkan ketika penulis pergi ke luar kota pekalongan hampir dipastikan akan selalu kangen dengan makanan ini, karena megono tidak akan kita jumpai di kota -kota lain. Bahkan Malah ada anekdot atau lebih tepatnya cerita kali ya.., Alkisah ada 3 orang kecelakaan dan ketiga-tiganya meninggal dunia, kemudian dari ketiga korban tersebut yang dua orang bisa diindentifikasi lha wong ada ktp dan SIMnya kok...lha tinggal satu orang yang tidak punya identitas, Polisi binggung ini mayat orang mana ??? Tiba - tiba ada orang yang mencoba mengidentifikasi si mayat dengan cara membuka mulut si mayat..dengan percaya diri orang tersebut bilang " Ini orang Pekalongan" Wah bapak tau dari mana??"Kata Polisi keheranan."Lha itu di giginya nyelip sisa megono."...

Wednesday, December 26, 2012

Beberapa tempat wisata di pekalongan

WISATA ALAM WATU IRENG



Watu ireng
Sebuah fenomena yang sangat menarik apabila menyaksikan salah satu kekayaan alam di Kabupaten Pekalongan ini. Obyek Wisata yang berupa batu besar dan berwarna hitam dan dikenal sebagai watu ireng ini, terletak di Desa Lambur Kecamatan Kandangserang 17 km ke arah selatan dari Kajen. Batu ini diperkirakan bagian dalamnya berongga. Namun hal tersebut masih menjadi misteri yang justru membuat masyarakat penasaran untuk mengetahui kebenarannya.



WISATA ALAM ROGOSELO

Wisata Alam Rogoselo terletak kurang lebih 14 km dari ibu kota Kecamatan Doro tepatnya di Desa Rogoselo. Wisata berupa petilasan/cagar alam Arca Baron Sekeber dan Makam Ki Gede Atas Angin










EKOWISATA PETUNGKRIYONO
Petungkriyono merupakan salah satu kecamatan Kabupaten Pekalongan berlokasi di lereng Gunung Ragajambangan pada ketinggian 900 – 1600 m dpl. Sebuah kawasan yang sejuk dengan keragaman dan keindahan alam yang cocok untuk tempat wisata.

Jarak dari ibukota Kabupaten Pekalongan sekitar 30 km dan dapat di capai dengan kendaraan umum. Sebagai kawasan ekowisata, Petungkriyono merupakan lokasi yang memberikan banyak pilihan untuk melakukan pemenuhan hasrat berwisata alam secara bertanggung jawab. Di kawasan ini anda dapat memperoleh pengalaman melakukan penjelajahan alam dan kegiatan outbond.



WISATA DURIAN LOLONG

Festival durian
Wisata Alam Lolong terletak kurang lebih 6 Km dari kota Kecamatan Karanganyar. Potensi wiasata ini juga didukung dengan adanya buah durian yang sudah cukup terkenal pada setiap musimnya. Selain sebagai salah satu desa sentra buah durian di \Kabupaten Pekalongan, Desa Lolong, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah masih menyimpan potensi lainya untuk bisa dijadikan Rupiah atau Dolar. Potensi itu berupa gemericik suara air dan potensi wisata alam lainnya.


Jembatan lolong

“Gemericik suara air dari aliran Sungai Sengkarang yang jernih dan berbatu-batu sebenarnya adalah suara Rupiah atau Dolar bila kita mampu menggarapnya sebagai potensi wisata di Kabupaten Pekalongan, Potensi wisata yang dimaksud bupati tersebut berupa disulapnya objek Sungai Sengkarang yang berada di pinggir Desa Lolong untuk dibuat lokasi arung jeram.






OBYEK WISATA CURUG MUNCAR

Curug muncar
Curug Muncar berada di lereng Gunung Ragajambangan di ketinggian 1249 m diatas permukaan laut (dpl).  Ada beberapa air terjun di kawasan ini, tetapi salah satu yang besar dan banyak dikunjungi adalah Curug Muncar

Berjarak sekitar 30 km dari Kajen atau 70 km dari ibu kota kabupaten Pekalongan.  Untuk mencapai air terjun ini dapat ditempuh dari Kota pekalongan sekitar 2 s.d. 2,5 jam perjalanan menggunakan sepeda motor.  Kondisi jalan menuju kesana tidak mudah karena harus melewati jalanan mendaki, bertebing dan berkelok-kelok. Jalan beraspal hanya sampai di jalan utama kecamatan, sehingga untuk sampai di lokasi harus berjalan kaki mendaki perbukitan.  Selain itu belum ada akses angkutan umum ke desa Curug Muncar, begitupun dengan ojeg





OBYEK WISATA ALAM LEBAKBARANG




Salah satu objek wisata yang cukup menarik untuk di kunnjungi yaitu air terjun kembar di daerah lebakbarang tapi sayang fasilitasnya masih sangat minim dan akses menuju tempat tersebut juga masih belum sempurna hanya sepeda roda dua saja yang dapat menuju tempat tersebut.itupun hanya sepeda motor yang semi trabas yang mampu melaluinya.



Mungkin itu sedikit potensi wisata yang ada di kabupaten pekalongan.. dengan potensi alam yang indah ini, warga kota pekalongan yang jenuh dan selalu disibukan dengan rutinitas kerja di kantor. Dapat mengisi waktu libur atau waktu luangnya untuk sejenak menyegarkan mata. Tidak perlu jauh-jauh ke luar kota untuk sekedar berwisata alam. Gali potensi di wilayah sendiri

Dari berbagai sumber

Thursday, August 23, 2012

Mengenal Negara Yang Menggunakan Bahasa Jawa (Selain Indonesia)

1. Suriname, 
dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda.

Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Di selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara dengan Samudra Atlantik.Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa dan dibawa ke sana dari Hindia-Belanda antara tahun 1890-1939. Suriname merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam.

2. Singapura
Sejumlah orang Jawa didatangkan ke Singapura sejak 1825 [Johari, 1965]. Mereka berasal dari Jawa Tengah, dan mereka dipekerjakan sebagai buruh di perkebunan karet, jalur kereta api dan konstruksi jalan raya. Kampong Jawa, di tepi sungai Rochor, adalah tempat pemukiman pertama orang Jawa di Singapura. Selain Kampong Jawa, Kallang Airport Estate dikenal sebagai tempat pemukiman orang Jawa juga. Di Kallang, mereka hidup berdampingan dengan orang Melayu dan Cina

3. Malaysia
Umumnya, mereka sudah berwarga negara Malaysia. Leluhur mereka datang sekitar tahun 1900 karena tekanan ekonomi. Masyarakat Jawa di Malaysia saat ini termasuk generasi ketiga dan keempat. Walaupun masih menggunakan sebagian adat dan kebudayaan Jawa, mereka sudah dianggap Melayu pribumi yang sah sesuai undang-undang Malaysia.

Yang terbanyak tinggal di Negeri Selangor, terutama di kawasan Tanjung Karang, Sabak Bernam, Kuala Selangor, Kelang, Banting, dan Sepang. Mereka masih mengekalkan beberapa unsur Jawa meski tidak total. Di Johor juga banyak, tapi yang muda-muda sudah lupa warisan leluhurnya.

Bahkan sebagian ada yang merasa malu mengakui berketurunan Jawa. Mereka sudah tidak boleh (bisa, Red.) lagi bertutur bahasa Jawa secara baik dengan unggah-ungguh dan tata krama. Ada yang mengekalkan identitas dirinya dengan mewujudkan Persatuan Anak-anak Jawa. Kegiatan keseniannya kuda kepang dan reog, walaupun tidak sehalus di Jawa

4. Belanda
Saat Belanda menjajah Indonesia belanda mengirim orang jawa sebagai budak ke Belanda. Yang unik dalam kasus bahasa Jawa ini adalah minat orang asing terhadap bahasa atau sastra Jawa. Dan, Belanda sebagai negeri bekas penjajah Jawa ternyata menjadi gudang dari orang atau pakar yang punya minat khusus terhadap keberadaan bahasa Jawa.

Universiteit Leiden, universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575 merupakan salah satu gudangnya. Di universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje, tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu, kita bisa melihat naskah-naskah kuno berhuruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.

5. Kaledonia Baru
Kaledonia Baru (bahasa Perancis: Nouvelle-Calédonie) adalah sebuah negeri seberang laut milik Perancis terletak di Samudra Pasifik bagian selatan. Juga dinamai Kanaki yang dari nama penduduk asli kepulauan itu. Negara kepulauan ini telah dikuasai Perancis selain Polinesia Perancis. Status ini dikenakan sampai 1998. Namanya berasal dari bahasa Latin Skotlandia. Ibu kotanya ialah Noumea.

Daerah ini dihuni oleh sebagian suku Jawa. Dahulu orang Jawa di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di Kaledonia juga sama dengan orang Jawa Suriname, namun kepindahan orang Jawa di Pasifik telah terhenti sejak 1949.

Jumlah penduduk Kaledonia Baru tercatat tanggal 1 September 2006, yaitu: 237.765 jiwa.

Orang Jawa di Kaledonia Baru tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, namun kini anak-anak mudanya sudah tak bisa berbahasa Jawa, hanya bisa berbahasa Perancis saja.
   

Sumber :
BERBAGAI SUMBER
Dari berbagai sumber
BERBAGAI SUMBER
BERBAGAI SUMBER
 

Berbuka on the road

Perjalanan menuju rumah sahabat (melewati gedung lawangsewu)
Bulan puasa sudah memasuki hari ke 23 itu artinya seminggu lagi umat Islam akan merayakan Idul Fitri 1433 H, karena lebaran akan jatuh pada hari Ahad (versi Kemenag / NU). Libur Ramadhan belum tiba, sehingga Pagi-pagi seperti biasanya saya berangkat menuju ke sekolah,.. saat sibuk di kantor, saya ditelpon oleh kawan saya untuk menemaninya mengirim pesanan barang ke rumah kakak iparnya di semarang. Tidak berpikir lama, saya mengiyakan ajakan itu, langsung saja saya ijin ke kepala dan sekitar jam 10.30 saya cabut pulang, ternyata sesampai di rumah kawan saya sudah menunggu dengan motor vario CBS kesayangannya.. sayapun bergegas ganti baju dan pamit kepada kedua orangtua terus loncat ke motor. Dan.. riding bikers ke semarang pun dimulai.. hari jum'at dengan kondisi terik dan dalam kondisi puasa pula tak dihiraukan. dalam perjalanan keluar kota batang ramai lancar, namun memasuki Brangsong kendal jalan mulai sedikit macet, namun tidak separah dulu saat masih perbaikan, jalanan mulus, motor dapat dipacu 90 km/jam wuzz lumayan kenceng. jam 11.45 azan sholat jumat mulai berkumandang saat saya sampai di Perbatasan kendal semarang tepatnya di Terminal mangkang, tidak menghiraukan jumatan, laju motor terus digas pool, guna mengejar target ke semarang kota setelah jum'atan selesai meski terpaksa tidak jumatan (gpp rukhsoh orang musafir..he).., karena dipastikan memasuki kota akan terkendala macet panjang, benar saja memasuki kawasan IAIN Walisongo kemacetan sangat terasa menyiksa, hampir 15 menit terjebak macet yang nyaris tak bergerak, namun dengan gesitnya vario meliak liuk menari melewati Truk-truk bus besar yang sedikit membuat ciut nyali, apalagi dengan roda-roda besarnya membuat pikiran panik.

Memasuki simpang lima jalanan sudah mulai renggang meski berjalan pelan, setelah sampai di rumah saudara, ambil wudhu terus sholat dhuhur pengganti jum'atan (3x cuti kafaro..) dan dijamak plus qoshor dengan ashar, terus tiduran sejenak, dan bangun-bangun siap menuju ke matahari dept store semarang.. jalan-jalan di dalam mall membuat lupa diri karena ramai dan banyak diskon disana-sini pilah-pilih barang untuk ibu dan adik-adikku sebagai hadiah lebaran nanti, tak terasa waktu menunjukan jam 17.30 saatnya keluar mall.. cari pintu keluar yang nyaris ndak ketemu, sampe jam 17.50 sejenak beli es teh n dug-dug gema azan berkumandang dari masjid baiturahman , saat dalam perjalanan bertolak ke pekalongan dan Alhamdulillah, terjadilah buka on the road... minum es sambil berkendara.... nikmatnya, setelah perjalanan yang panas, melelahkan, begitu nikmatnya tiap tegukan air yang melewati tenggorokan... indahnya ramadhan.. he mantap... go to home in pekalongan...